Tutup Menu

Maros Menjemput Masa Depan: Pemuda Sebagai Arsitek Indonesia Emas 2045

Kamis, 30 Oktober 2025
Bupati Maros, Chaidir Syam Pimpin Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda dilapangan Pallantikang (dok:rh)
    
Pos Timur, MAROS - Lapangan Pallantikang, Kabupaten Maros, pada Senin, 28 Oktober 2025, bukan sekadar menjadi saksi upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97. Lebih dari itu, ia menggaungkan sebuah visi optimis, sebuah seruan yang merangkum harapan dan strategi untuk masa depan Maros, bahkan Indonesia. Bupati Maros, Chaidir Syam, dengan keyakinan yang terpancar jelas, menegaskan bahwa pemuda-pemudi di daerahnya adalah aset tak ternilai, kunci utama menuju kemandirian dan kemajuan.

"Kita berharap pemuda-pemudi Maros siap menjadi petani andalan, petambak unggulan, pengusaha muda, dan bisa mandiri serta sejahtera untuk dirinya dan keluarganya," ucap Bupati Chaidir, melukiskan gambaran sebuah generasi yang tak hanya berdaya, namun juga menjadi pilar ekonomi lokal. Ini bukan sekadar retorika, melainkan sebuah cetak biru untuk Maros yang lebih sejahtera, di mana inovasi dan produktivitas generasi muda menjadi motor penggerak.

Visi ini tak lepas dari konteks nasional yang lebih besar: menyiapkan diri menuju Indonesia Emas 2045. Chaidir Syam menekankan pentingnya peran pemuda dalam menjaga semangat kebangsaan, sekaligus memanfaatkan “bonus demografi” yang tengah dinikmati Indonesia. Bonus demografi, menurutnya, adalah pedang bermata dua; sebuah peluang emas jika generasi muda mampu mengembangkan potensi dan keterampilannya, namun bisa menjadi beban jika tidak dikelola dengan baik. Di sinilah letak urgensi pembinaan dan pemberdayaan.

Pemerintah Kabupaten Maros, di bawah kepemimpinan Chaidir Syam, telah menunjukkan komitmen serius terhadap pengembangan generasi muda. Dalam lima tahun terakhir, Pemkab Maros aktif menggelar berbagai program pelatihan keterampilan, berkolaborasi erat dengan dunia pendidikan, dunia usaha, dan beragam pemangku kepentingan. Inisiatif seperti pembangunan Creative Hub menjadi bukti nyata terbukanya ruang bagi pemuda untuk berekspresi, berinovasi, dan berkarya. Dukungan terhadap organisasi kepemudaan dan setiap kegiatan positif mereka juga menjadi prioritas, memastikan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan.

Data demografi Maros menguatkan visi ini: sekitar 52 persen penduduknya saat ini berada pada usia muda, yakni antara 15 hingga 30 tahun. Angka ini adalah potensi luar biasa, namun juga membawa tantangan besar. "Tantangannya adalah bagaimana kita mempersiapkan mereka agar produktif, bukan justru menjadi pemuda yang bermalas-malasan," tegas Chaidir. Apalagi di era digital yang serba cepat ini, tuntutan akan kecakapan digital dan literasi yang baik menjadi mutlak. Pemuda Maros wajib menjadi subjek aktif, bukan sekadar objek yang tergilas arus perubahan.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Maros, Suwardi Sawedi, turut memperkuat pesan Bupati. Peringatan Hari Sumpah Pemuda, baginya, adalah momentum refleksi yang krusial. "Semangat Sumpah Pemuda harus menjadi penggerak agar anak muda Maros berani berinovasi dan berkontribusi di berbagai bidang, baik itu pariwisata, ekonomi kreatif, maupun olahraga," ujarnya. Dinasnya, bersama pemerintah daerah, terus menciptakan ruang bagi pemuda untuk berkarya, termasuk melalui dukungan terhadap startup, UMKM muda, dan beragam kegiatan kepemudaan di tingkat kabupaten.

Pada akhirnya, esensi dari semua upaya ini adalah transformasi. Dari sekadar penonton, pemuda Maros diharapkan menjadi "pelaku pembangunan" yang aktif, berinovasi, dan berkontribusi nyata. Karena masa depan Maros, masa depan yang mandiri dan sejahtera, sesungguhnya ada di tangan mereka—generasi muda yang cakap, bersemangat, dan berani mengukir jejak.(rh)

Dapatkan Info Teraktual dengan mengikuti Sosial Media PosTimur.net