Tutup Menu

Ribuan Jamaah Ikuti Maros Berdzikir Dilapangan Pallantikang

Rabu, 15 Oktober 2025
Maros Berdzikir Dilapangan Pallantikang (dok:rh)
    
Pos Timur, MAROS - Di bawah sapuan kanvas malam Minggu, 12 Oktober 2025, Lapangan Pallantikang di Maros menjelma menjadi lautan cahaya tak terhingga. Bukan lampion atau pendar lampu kota, melainkan pendar dari hati-hati yang berhimpun, memantulkan ketenangan dalam balutan busana dominan putih. "Maros Berdzikir: Zikir Sucikan Hati" telah menarik sekitar 5.000 jemaah, jauh melampaui target awal yang hanya 3.000. Sebuah bukti nyata dari kerinduan spiritual yang membuncah di tengah masyarakat.
 
Sejak senja perlahan merangkak pergi, Lapangan Pallantikang sudah dipadati. Aroma wewangian samar berbaur dengan udara sejuk malam, menciptakan atmosfer yang khusyuk namun penuh semangat. Acara dibuka dengan salat Isya berjemaah, barisan saf yang panjang dan rapi menjadi pemandangan menenangkan, seolah seluruh kota tunduk dalam satu gerakan. Setelah itu, lantunan selawat Badar menggema, menggetarkan sanubari, disusul oleh merdunya tilawah Al-Qur'an dari qari dan qariah nasional maupun internasional, membawa ayat-ayat suci menari di antara bintang-bintang.
 
Namun, puncak malam itu adalah ketika ceramah spiritual diberikan, mengalirkan nasihat dan pencerahan, sebelum akhirnya seluruh ribuan jemaah menyatu dalam zikir bersama. Suara ribuan bibir yang mengucapkan asma Allah, berpadu dalam ritme yang menggetarkan, menciptakan energi spiritual yang begitu kuat, seolah meresap ke setiap sudut kota, membersihkan setiap sudut hati. Itu bukan hanya sekadar acara, melainkan sebuah simfoni persatuan, sebuah meditasi massal yang menundukkan ego dan mengangkat jiwa.
 
Bupati Maros, Chaidir Syam, yang hadir di tengah lautan putih itu, tak dapat menyembunyikan kekagumannya. "Ini adalah momentum spiritual sekaligus bentuk kebersamaan masyarakat Maros yang luar biasa," ujarnya dengan sorot mata penuh harap. Ia bahkan menyuarakan keinginan agar kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan, sebuah tradisi yang mengukuhkan tali silaturahmi dan memperbarui iman seluruh lapisan masyarakat. Sebuah warisan berharga bagi generasi mendatang.
 
Kurniawati, owner Paotere Travel, sang penggagas di balik perhelatan akbar ini, terlihat sumringah. Ia menjelaskan, "Target awal kami 3.000, alhamdulillah tiketnya habis bahkan banyak yang hadir tanpa tiket." Antusiasme yang meluap ini menjadi indikasi bahwa tujuan utama acara, yakni meraih keberkahan sekaligus mempererat silaturahmi, telah tercapai dengan gemilang. "Mudah-mudahan kampung halaman kami diberi keberkahan dan dijauhkan dari hal yang tidak baik," imbuhnya, doa yang diamini oleh ribuan hati.
 
Di balik kemegahan spiritual, Maros Berzikir juga menjadi ajang promosi bagi Paotere Travel. Kurnia menjelaskan bahwa sekitar 20 persen jemaah Paotere berasal dari Maros, dengan 10 agen aktif yang beroperasi. "Kegiatan seperti ini sudah kami lakukan di Polman, Toraja, Barru, Makassar, dan kini di Maros sebagai kota kelima," jelasnya. Ini bukan sekadar promosi biasa, melainkan cara untuk mendekatkan impian perjalanan suci. Penawaran promo khusus umrah Rp23,8 juta dan haji hanya Rp50 ribu per hari menjadi magnet tersendiri bagi mereka yang ingin menunaikan rukun Islam kelima.
 
Kegiatan malam itu kian meriah dengan berbagai hadiah menarik yang dibagikan. Mulai dari satu paket umrah gratis yang mengukir senyum haru di wajah pemenangnya, paket umrah Rp15 juta, sepeda listrik, mesin cuci, hingga 100 karpet dan 1.500 sajadah yang akan menjadi pengingat keindahan malam itu di setiap sujud.
 
Ketika zikir terakhir berkumandang dan keramaian perlahan memudar, yang tersisa bukanlah kekosongan, melainkan gema kedamaian yang mendalam. Ribuan hati yang telah tersucikan, ribuan jiwa yang telah terhubung, dan ribuan harapan yang telah tertanam. Maros Berzikir bukan hanya sekadar malam di Lapangan Pallantikang, melainkan sebuah janji tentang kebersamaan, keberkahan, dan iman yang terus membara di Bumi Salewangang.(Rh)

Dapatkan Info Teraktual dengan mengikuti Sosial Media PosTimur.net