Pos Timur, GOWA - Hembusan angin menderu kencang, disusul derai hujan yang tiada henti, telah meninggalkan jejak pilu di beberapa sudut Kabupaten Gowa. Atap yang porak-poranda, plafon yang runtuh, dan batang-batang pohon tumbang menjadi saksi bisu keganasan alam. Namun, fajar 7 Oktober 2025 tidak hanya membawa sisa-sisa kehancuran, melainkan juga denyut harapan yang kuat, ketika ratusan personel bersatu dalam sebuah epos gotong royong untuk memulihkan kembali apa yang telah hilang.
I. Memulai Hari dengan Tekad Baja
Selasa pagi yang cerah, pukul 07.00 WITA, di Gerbang Kemenangan Divif 3 Kostrad, suasana sudah dipenuhi semangat. Sebanyak 202 personel korvey, gabungan prajurit dari jajaran Brigif 3 dan Arhanud 16 Kostrad, telah berbaris rapi. Mereka adalah ujung tombak operasi kemanusiaan bertajuk "Pembenahan dan Pembersihan Dampak Hujan serta Angin Besar" yang akan berlangsung hingga pukul 14.23 WITA.
Tepat pukul 08.00 WITA, suasana serius menyelimuti area apel. Kolonel Inf Nurwaliyanto, Aster Kasdivif 3 Kostrad, memimpin apel pengecekan, memberikan arahan dan membakar semangat para prajurit. Tekad untuk membantu masyarakat yang terdampak begitu kentara di setiap wajah.
Tigapuluh menit berselang, pembagian sektor kerja dimulai. Masing-masing tim bergerak senyap, siap menghadapi tantangan di lapangan.
II. Bertolak ke Medan Juang: Sokkolia dan Mata Allo
Medan juang utama terbagi dua: Desa Sokkolia dan Desa Mata Allo, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa.
Di Desa Sokkolia, yang paling parah terdampak, sejumlah besar personel diterjunkan:
Dusun Borong Rappo: 158 personel dari Brigif 3 dan Arhanud 16 dikerahkan untuk membantu 110 unit rumah dan 1 unit Masjid yang rusak.
Dusun Borongbulo: 32 personel dari Brigif 3 Kostrad fokus pada pemulihan 11 unit rumah.
Dusun Borongkaluku: 40 personel lain dari Brigif 3 Kostrad membantu memperbaiki 19 unit rumah yang terdampak.
Sementara itu, di Desa Mata Allo, 10 personel dari jajaran Brigif 3 dikhususkan untuk menangani satu rumah milik Dg. Sannang di Dusun Berdikari 1, yang plafonnya runtuh dan hancur total.
Reruntuhan plafon, atap yang terhempas, serta pohon-pohon tumbang menyambut kedatangan para personel. Tanpa membuang waktu, mereka segera menyingsingkan lengan baju, memulai pekerjaan berat membersihkan puing dan memperbaiki kerusakan.
III. Uluran Tangan dan Kehadiran Pemimpin
Tak lama berselang, semangat gotong royong semakin membara dengan kedatangan para pejabat dan uluran bantuan. Pukul 08.40 WITA, Brigjen TNI Alexsius Ngurah A, P. SC., M.Han., M.S.S.S.D. NDC., CGRA (Irdivif 3 Kostrad), tiba di Desa Sokkolia. Beliau meninjau langsung kegiatan karya bakti, memberikan motivasi dan apresiasi atas dedikasi para prajurit.
Pukul 09.00 WITA, rombongan BNPB Daerah Kab. Gowa beserta Dinas Perumahan Kab. Gowa tiba di Desa Sokkolia. Mereka membawa bantuan vital berupa selimut, sembako, serta 1 truk penuh kayu balok dan seng, yang sangat dibutuhkan untuk perbaikan darurat.
Setengah jam kemudian, sosok yang sangat dinanti tiba – Ibu Husnia Talenrang, Bupati Gowa. Didampingi Brigjen TNI Alexsius Ngurah A, Letkol Inf Heri Kuswanto (Dandim 1409/Gowa), serta Forkopimda Kec. Bontomarannu, Ibu Bupati langsung berinteraksi dengan warga. Dengan penuh empati, beliau menyerahkan bantuan secara simbolis kepada warga Desa Sokkolia yang menjadi korban langsung dari amukan angin puting beliung. Kehadiran dan kepedulian para pemimpin ini menjadi suntikan moral yang luar biasa bagi warga dan para personel.
Pukul 10.40 WITA, Ibu Husnia Talenrang berpamitan dari Desa Sokkolia untuk melanjutkan kunjungan ke Desa Sapaya Kec. Bungaya, meninggalkan jejak harapan dan komitmen pemerintah daerah untuk pemulihan.
IV. Mengukir Kisah Kebersamaan
Di bawah terik matahari yang mulai meninggi, kegiatan karya bakti terus berjalan. Personel TNI, dengan sigap membersihkan puing, memotong dahan pohon yang patah, dan membantu warga mengangkat material bangunan. Plafon yang runtuh pelan-pelan diganti, atap yang koyak diperbaiki dengan seng dan kayu balok bantuan. Suara palu beradu dengan canda tawa ringan, menciptakan melodi kebersamaan yang mengharukan.
Wajah-wajah letih para prajurit berpadu dengan senyum syukur dari warga. Anak-anak kecil ikut mengamati, seolah mengerti bahwa di tengah musibah, ada tangan-tangan perkasa yang mengulurkan pertolongan. Ini bukan hanya tentang membangun kembali rumah, melainkan juga tentang membangun kembali semangat dan keyakinan.
Tepat pukul 14.30 WITA, sebuah babak penting dari pemulihan ini mencapai puncaknya. Kegiatan karya bakti dinyatakan selesai, dalam keadaan aman dan lancar. Meskipun tak semua kerusakan dapat diperbaiki dalam satu hari, upaya massif ini telah memberikan fondasi yang kuat bagi pemulihan selanjutnya.
Hari itu, 7 Oktober 2025, menjadi penanda bahwa di Gowa, badai boleh datang, namun semangat gotong royong dan kepedulian takkan pernah padam. Meninggalkan bekas luka yang mulai tersembuhkan, dan mengukir kisah tentang kebersamaan yang tak tergoyahkan.(rh)