Pos Timur,
MAROS - Potret pendidikan di pelosok negeri melalui kisah sebuah "kelas jauh" dari SD Inpres 238 Bonto Parang yang terletak di Dusun Bara, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros.
Kondisi Fisik Kelas yang Memprihatinkan: Kelas tersebut berlokasi di bawah kolong bekas kandang ayam, tanpa dinding, sekat, atau lantai (hanya tanah merah), dan hanya memiliki satu papan tulis untuk semua siswa.
Status dan Lokasi: Merupakan kelas jauh dari SD induk yang berjarak 10 km dengan medan sulit dilalui, membuat anak-anak sulit bersekolah di sekolah induk. Sekolah ini menjadi sangat vital bagi warga Dusun Bara.
Jumlah Siswa dan Metode Belajar: Terdapat 73 siswa terdaftar dari kelas 1 hingga 6 yang belajar bersama dalam satu ruangan, dengan guru harus mengajar lintas kelas secara bergantian menggunakan satu papan tulis.
Inisiator Sekolah: Sekolah ini bermula dari inisiatif seorang warga lokal bernama Suryadi pada tahun 2018 yang prihatin melihat anak-anak di lingkungannya buta huruf. Ia mengajar secara sukarela selama lebih dari empat tahun.
Pengakuan Pemerintah dan Guru: Baru pada tahun 2023, sekolah ini diakui pemerintah sebagai kelas jauh resmi. Kini terdapat tiga guru honorer yang mengajar dengan gaji Rp 600 ribu per tiga bulan.
Tantangan: Selain kondisi fisik yang tidak layak, tantangan lain meliputi gangguan dari lingkungan (misalnya ayam lewat), siswa harus mendengarkan pelajaran kelas lain, dan rendahnya kehadiran siswa saat musim panen atau tanam karena membantu orang tua di kebun/ladang.
Semangat Belajar: Meskipun dalam keterbatasan, semangat belajar siswa (seperti Alfin yang bercita-cita menjadi tentara) tetap tinggi.
Bantuan dan Janji Pemerintah: Baru-baru ini ada bantuan meja dan kursi lipat dari pihak swasta. Pemerintah Kabupaten Maros melalui Dinas Pendidikan telah mengetahui kondisi ini, Bupati sudah meninjau, dan berjanji pembangunan ruang kelas permanen menjadi prioritas yang akan dianggarkan segera.(rh)